Klise

How can you hate someone you used to love?

How can you love someone you used to hate?

Nggak kayak otak yang kerjanya bisa diatur dengan baik dan benar dengan logika, hati berjalan lebih seenak jidat tanpa menuruti keinginan siapapun. Bisakah kita membenci seseorang yang dulu kita sayang? Ya. Bisakah kita menyayangi seseorang yang dulu kita benci? Ya. Hal-hal kayak gini yang bikin susah. Baper lagi. Inget lagi. Marah-marah lagi. Kesel lagi.

Padahal kita udah berdamai sama diri sendiri. Padahal kita udah menerima kenyataan apapun yang kita rasakan. Apakah itu benci, atau sayang, atau kecewa, atau iri, atau kesal, atau mungkin cemburu. Apapun emosi itu yang kita rasakan, kita menerimanya dengan lapang sebagai bagian dari kita. Tapi tetap ada yang terasa mengganjal. Bila hati tidak mendapat apa yang ia ingin.

Capek ya, kalau jadi manusia yang diperbudak hati. Mending juga capek miki terus botak kayak Einstein.

Kita nggak seharusnya semudah itu membenci seseorang. Kita nggak seharusnya semudah itu meninggalkan seseorang, meski orang tersebut sebenarnya mungkin pantas mendapat perlakuan itu.

(Mind my objectivity, please)

(Kenapa sih bi)

(Elah)

Komentar