Colors

Sometimes, you have to realize that the world is so big, so full of possibilities and chances and things to do. But you're just so small, so limited, and so slow to be able to experience everything the world can offer. Even if you work and try your hardest, there are limitations to what humans can do at a time.

The world is a pallet full of colors, splashing here and there. We can only absorb so little of the color unto ourselves, and observed while other colors change other people.

A little side note dari perjalanan saya ke Jogja kemarin...

Ketika kamu berjalan sendirian, kamu akan melihat seberapa berbedanya satu individu dengan individu lain, namun juga sama di saat yang bersamaan.

Semua orang lelah, semua orang punya cerita. Being on an economy train taught you that. Ada alasan di balik nyenyak tidur seorang bapak-bapak hingga lupa bahwa di sebelahnya masih ada penumpang lain, hendak duduk nyaman dan tidur sepertinya. Ada alasan kenapa seorang lain lebih memilih lesehan di bawah, merebahkan diri dengan tumpukan karung beras sebagai bantalnya. Ada juga alasan di balik mengapa seseorang tak bisa lepas dari gadgetnya.

Semua punya cerita, dan semua ingin dihormati, dimaklumi tanpa perlu tahu apa yang sudah dilalui. Semua meminta toleransi, dan toleransi dimulai dari diri sendiri. Kamu bukan satu-satunya yang sedih, yang kesusahan, yang lelah. Ada yang lebih lelah dari kamu, yang lebih butuh sejenak istirahat di kereta meski tak nyaman.

Ada juga saat dimana kamu harus tahu diri. Memilah apa yang benar-benar kamu butuhkan. Berhenti memanfaatkan, berhenti melihat tanpa merasa, dan belajar untuk mulai lebih membuka pikiran. Tidak semua yang terlihat indah itu baik, dan tidak semua yang nampak jelek itu buruk.

In every journey you take, in every learning you make, you'll find life's another color. And who knows. Perhaps the world would be kind enough to rub its color to your canvas.

Komentar